Wednesday, July 21, 2010

Foyer Sebagai Ruang Transisi Teras dan Ruang Tamu


 
Foyer merupakan jenis ruangan yang diletakkan didepan ruang tamu, atau sebagai ruang antara teras dan ruang tamu. Bila pemilik rumah tidak memiliki ruang tamu, bisa juga berfungsi sebagai ruang penghubung antara teras dan ruang keluarga. Artikel ini dimuat di Koran Seputar Indonesia beberapa waktu lalu dengan saya (Bob Gaudi Hindarto - red.) sebagai narasumber :)
DALAM KORAN SINDO:

Foyer yang Mempercantik Hunian.-

KEPRIBADIAN pemilik rumah bisa tercermin dari area muka di dalam hunian yang disebut foyer. Bagaimana Anda harus menatanya agar terlihat menarik?


Menurut arsitek Probo Hindarto, foyer merupakan ruang peralihan antara teras dan ruang tamu. Area ini berfungsi sebagai ruang penerima, di mana tamu bisa dipersilahkan menunggu atau masuk ke ruang tamu.


Dewasa ini fungsi foyer mulai berkembang, tak hanya seperti yang sebutkan di atas. Kini, foyer juga dapat berfungsi sebagai area yang memperkuat privasi penghuni rumah. ”Dalam hal ini, ada kalanya tamu yang datang atau orang lain, tidak bisa sembarangan dimasukkan ke dalam rumah,” ujar Probo. Selain itu, foyer bisa juga berfungsi sebagai ruang tambahan yang mampu mempercantik rumah, dalam arti kesan ruang menjadi lebih bersahabat.


Lalu, seberapa penting kehadiran foyer di dalam rumah? Probo menjelaskan, sebenarnya foyer tidak dipandang terlalu penting, kecuali bagi rumah yang didesain dengan foyer karena ruang yang ada memungkinkan dan dibutuhkan. Misalnya, sebut Probo, si empunya rumah membangun foyer karena lahan yang dibutuhkan memang ada dan cukup memungkinkan untuk foyer dimasukkan ke dalam denah, plus ditunjang pula oleh ketersediaan dana.


"Ada beberapa faktor yang membuat foyer tidak harus ada dalam sebuah rumah, misalnya karena sempit. Bila sangat sempit, ya tidak usah dipaksakan menggunakan foyer," imbuh Probo. Namun, bagi penghuni yang memang memiliki rumah berlahan cukup luas dan punya dana cukup, tak ada salahnya membangun foyer. Tentu dengan penataan yang menarik pula.


Sebuah ruangan akan tercermin nilai estetikanya jika ditata semenarik mungkin. Konon, penataan ruang berpengaruh besar terhadap mood si pengguna. Maka itu, sebelum membangun foyer, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Yang pertama, perhatikan dulu letak pintu utama serta hubungan dengan ruang tamu.

"Biasanya antara pintu dan ruang tamu ada sekat dalam foyer, bahkan bisa juga menggunakan dinding permanen. Sekat atau dinding lazimnya menutupi pandangan ke arah ruang tamu, tapi ada pula yang terkesan terbuka dengan penyekat yang banyak unsur kacanya atau sekat lemari hias,” terang Probo.

Setelah itu, ukur ruang yang ingin dijadikan foyerProbo menyarankan, sebaiknya ukuran foyer disesuaikan dengan lahan dan yang pasti cukup untuk menerima kedatangan tamu. Misalnya ruang 1 x 2 meter. Menurut Probo, luas lahan sekian sudah cukup dipakai untuk foyer. Tapi, foyer yang baik biasanya memiliki area cukup luas seperti ruang pada umumnya. 
Langkah selanjutnya adalah peletakan furnitur. Jenis furnitur yang umum diletakkan pada ruang transisi tersebut antara lain satu atau dua kursi saja, atau alternatif lain dengan menggunakan furnitur yang mampu memberi kesan welcome, seperti bufet dan rangkaian bunga. Namun, tak jarang pula penghuni yang mengaplikasikan ambalan di dinding, lukisan, serta cermin. Benda-benda tersebut juga bisa memperkuat kesan estetis sebuah foyer.

Begitupun dengan hiasannya. Probo menyebutkan, hiasan yang sesuai untuk foyer antara lain hiasan dinding, ambalan, rangkaian bunga, vas, kain etnik, dan sebagainya yang tidak membutuhkan banyak tempat. Sebab, biasanya foyer adalah ruang yang kecil, tidak seperti ruang tamu.

Anda yang bosan dengan desain-desain pada umumnya, mungkin bisa mengaplikasikan karpet. Menurut Probo, memasang karpet sangat dianjurkan. Namun, corak karpet usahakan yang sesuai dengan tema ruang. Contoh, karpet dengan motif bergaya klasik untuk rumah bertema klasik, atau karpet dengan garis-garis modern untuk rumah bertema modern.
 
image: london art deco interior: Dagenham Civic Centre, 1936
by Mermaid 99. Under CC lisence
 
Sementara, penghuni rumah yang ingin mengaplikasikan wallpaper sebaiknya memadukan warna pelapis dinding tersebut dengan furnitur yang terdapat di dalam foyer. Hanya, pesan Probo, usahakan ada warna yang kontras. Misalnya warna
putih dan hitam, tapi dipermanis dengan warna abu-abu sebagai warna antara. Bisa juga dengan menerapkan paduan warna monokromatik atau gradasi warna. Cara ini bisa dibilang paling ”aman”, sehingga ruangan tetap enak dipandang mata. Memadukan warna furnitur juga harus mempertimbangkan warna wallpaper dengan jenis corak yang sesuai.

Lantas, seperti apa warna yang pas untuk foyer? Yang cerah atau netral? Probo menjelaskan, warna bisa dipilih dari yang paling sesuai untuk ruangan tersebut. Warna cerah boleh dipakai untuk foyer yang agak sempit supaya ruangan jadi terkesan lapang dan terang. Warna netral juga bisa dipilih sesuai dengan warna gaya modern yang diminati saat ini.

Meski demikian, lanjut pengasuh blog astudioarchitect.com itu, warna lain jelas tidak menutup kemungkinan untuk digunakan. Hanya, biasanya mata lebih nyaman memandang dinding berwarna pastel atau cenderung gelap sekalian. Probo tidak menyarankan penggunaan warna yang sangat mencolok, seperti merah atau hijau muda.

Begitu pun dengan pencahayaan. Sumber cahaya alias lampu mesti diletakkan pada tempat yang tepat, yakni yang memang membutuhkan banyak cahaya, seperti ruang belajar anak dan ruang tamu. Lampu yang cocok untuk foyer adalah lampu hias, misalnya lampu gantung dan lampu tempel.
*)
 

No comments: